0

Ruang Lingkup Akuntansi

Rabu, 26 Oktober 2011
Share this Article on :


Ruang Lingkup Akuntansi
Bagian 1

Prinsip-prinsip dan Praktik-praktik Akuntansi
Akuntansi dapat diartikan sebagai “bahasa bisnis” karena akuntansi adalah sebuah sistem informasi yang menyediakan laporan-laporan bagi pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders) mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi sebuah perusahaan. Akuntansi dapat didefinisikan sebagai suatu proses pencatatan, pengukuran, dan penyampaian informasi ekonomi agar dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan atau kebijaksanaan.
Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan suatu perusahaan antara lain Penanam Modal, membutuhkan informasi tentang posisi keuangan dan masa depan perusahaan, Kreditur dan supplier perusahaan akan menilai sehat tidaknya keuangan perusahaan dan menilai risiko terhadap kredit yang akan diberikan kepada perusahaan. Lembaga pemerintah memerlukan informasi mengenai aktivitas keuangan perusahaan guna keperluan perpajakan dan perundang-undangan. Karyawan dan organisasi juga berkepentingan terhadap stabilitas dan profitabilitas dari perusahaan tempat mereka bekerja.
Akuntansi juga mengenal adanya spesialisasi seperti halnya dengan ilmu sosial lainnya. Bidang spesialisasi akuntansi antara lain meliputi: Akuntansi Keuangan, Auditing, Akuntansi Biaya, Akuntansi Manajemen, Akuntansi Perpajakan, Sistem Akuntansi, Akuntansi Anggaran, Akuntansi Pemerintahan dan Akuntansi sosial.
Peranan Akuntansi dalam kegiatan perusahaan dapat digunakan sebagai alat perencanaan dan alat evaluasi hasil kegiatan. Akuntansi sebagai alat perencanaan dapat terlihat apabila manajemen ingin mengetahui berapa jumlah uang yang harus dibayar, kapan jatuh temponya dan kepada siapa harus dibayar ini semuanya dapat diketahui dari catatan akuntansi. Sedangkan akuntansi sebagai alat evaluasi hasil kegiatan dapat terlihat apabila manajemen ingin membandingkan antara pelaksanaan sesungguhnya dengan tujuan yang direncanakan.
Setiap kejadian atau peristiwa mengakibatkan adanya perubahan terhadap posisi keuangan dari suatu organisasi disebut dengan transaksi. Dalam perusahaan transaksi dapat dibedakan menjadi dua yaitu transaksi intern dan transaksi ekstern.
Kekayaan atau harta yang dimiliki oleh perusahaan disebut aktiva sedangkan hak atau sumber dari mana aktiva tersebut berasal disebut ekuitas (hak milik). Hubungan antara aktiva dan hak milik ini dapat dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut:
Aktiva = Ekuitas
Ekuitas dapat dibedakan menjadi dua bagian pokok, yaitu hak milik dari kreditur (disebut dengan utang) dan hak milik dari pemilik perusahaan (disebut dengan modal atau ekuitas) dengan demikian persamaan di atas dapat diperluas menjadi:
Aktiva = Utang + Ekuitas
Laporan Akuntansi
Laporan keuangan suatu perusahaan biasanya terdiri atas empat jenis yaitu neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal, dan perubahan arus kas. Neraca adalah daftar yang sistematis dari aktiva, utang dan modal pada tanggal tertentu, yang biasanya dibuat pada akhir bulan atau akhir tahun. Aktiva biasanya disusun berdasarkan urutan likuiditasnya. Atas dasar ini aktiva dapat dibedakan menjadi aktiva lancar dan aktiva tidak lancar, utang juga diurutkan berdasarkan likuiditasnya yaitu berdasarkan cepat tidaknya utang akan dilunasi, sedangkan modal diurutkan berdasarkan kekekalan atau keawetannya.
Laporan laba rugi adalah laporan yang memuat ikhtisar pendapatan dan beban suatu perusahaan untuk periode tertentu, sehingga dari laporan ini dapat dihitung laba yang diperoleh atau rugi yang dialami suatu perusahaan. Pos-pos pendapatan dan beban disusun menurut besar-kecilnya. Semakin besar pos pendapatan dan beban berarti besar pos tersebut mendapat perhatian dari pembaca laporan.
Laporan modal adalah laporan yang menunjukkan ikhtisar perubahan modal untuk periode tertentu, mungkin satu bulan atau satu tahun. Dari laporan ini dapat diperoleh sebab-sebab perubahan modal selama periode tertentu.
Laporan arus kas merupakan laporan yang wajib dibuat perusahaan, menurut Standar Akuntansi Keuangan 1994 (PSAK No. 2). Laporan arus kas adalah laporan yang menggambarkan arus masuk dan arus keluar dari kas (uang dan rekening giro). Arus kas dapat bersumber dari operasi, investasi dan pendanaan atau financing. Pemakai laporan menggunakan laporan ini untuk dapat mengevaluasi perubahan aktiva bersih perusahaan.

SIKLUS AKUNTANSI
http://rima77.student.umm.ac.id/files/2011/07/siklus-akuntansi2-300x255.jpg
Pencatatan Transaksi
Pengaruh transaksi terhadap suatu perusahaan di dalam akuntansi dapat digambarkan dengan menggunakan persamaan akuntansi sebagai berikut:
Aktiva = Utang + Ekuitas atau A = U + E
Ekuitas (modal) perusahaan dapat berubah apabila perusahaan memperoleh Pendapatan (P) atau adanya setoran modal, dan perusahaan menyerap Beban (B) atau adanya pengambilan modal (prive).
Meskipun setiap transaksi dapat dicatat dengan persamaan akuntansi seperti di atas, namun bentuk pencatatan tersebut kurang praktis digunakan, karena transaksi yang terjadi di perusahaan selama periode tertentu akan menyangkut berbagai pos (elemen) aktiva, utang, modal, pendapatan dan biaya yang jumlahnya dapat mencapai ratusan.
Agar informasi harian dapat tersedia, pada saat dibutuhkan, dan laporan keuangan dapat disusun setiap saat, maka perlu dibuat catatan yang terpisah untuk setiap pos. Catatan tersebut dalam akuntansi disebut dengan rekening (akun). Sedangkan kelompok rekening yang berkaitan dan merupakan satu unit disebut buku besar (ledger).
Akun adalah catatan formal akuntansi yang digunakan untuk mengikhtisarkan transaksi yang terjadi selama periode akuntansi dan bentuk akun ini dapat bermacam-macam. Bentuk paling sederhana suatu akun terdiri atas tiga bagian: (1) Judul, yang menunjukkan nama dari pos yang dicatat, (2) ruang (tempat) untuk mencatat penambahan jumlah dari pos tersebut dalam unit rupiah (uang) dan (3) ruang untuk mencatat pengurangan jumlah dari pos tersebut. Bentuk rekening tersebut sering disebut akun dua kolom atau akun T.
Pada akhir periode seluruh akun dijumlahkan dan dihitung saldonya. Akun-akun ini merupakan bahan dasar yang akan digunakan untuk menyusun laporan keuangan. Akun-akun pendapatan dan beban dipakai untuk menyusun laporan laba rugi, akun aktiva, utang dan ekuitas dipakai untuk menyusun neraca, akun ekuitas dan prive dipakai untuk menyusun laporan perubahan modal dan akun kas dipakai untuk menyusun arus kas.
Cara pencatatan langsung ke dalam akun sulit dilakukan dalam praktik, karena jumlah akun cukup banyak dan terjadi kesalahan sulit untuk melacak kesalahan tersebut, maka untuk pencatatan transaksi sebelum dilakukan pencatatan ke dalam akun, terlebih dahulu dicatat dalam buku jurnal. Buku jurnal yaitu buku yang digunakan untuk mencatat kejadian keuangan (transaksi) yang dilakukan secara urut waktu dan pencatatan dalam buku jurnal ini juga sejalan dengan persamaan akuntansi, dalam arti setiap transaksi akan didebet dan dikredit dalam jumlah yang sama. Bentuk buku jurnal ini yang banyak dikenal adalah bentuk dua kolom.

Jurnal Penyesuaian
Daftar saldo pada akhir periode akuntansi, sering kali tidak mencerminkan saldo yang sesungguhnya pada saat tersebut. Hal ini disebabkan karena adanya transaksi-transaksi yang setiap saat berjalan terus, di mana perusahaan tidak praktis (tidak sengaja) untuk mencetaknya. Agar akun-akun dalam daftar saldo dapat langsung disajikan sebagai laporan keuangan, maka akun-akun tersebut harus disesuaikan terlebih dahulu.
Transaksi-transaksi kontinu yang biasanya selalu memerlukan penyesuaian setiap akhir periode akuntansi dapat diikhtisarkan sebagai berikut.
  1. Pembagian harga perolehan dari persekot biaya, seperti bahan habis pakai, persekot sewa, dan persekot biaya yang lain, penyesuaian dalam hal ini dilakukan untuk mengalokasikan beberapa bagian persekot biaya yang sudah menjadi biaya-biaya dan beberapa bagian yang masih merupakan persekot.
  2. Pembagian pendapatan yang diterima di muka seperti: uang muka pendapatan sewa, uang muka penjualan dan uang muka pendapatan yang lain. Penyesuaian ini diperlukan untuk memisahkan beberapa bagian Uang Muka Pendapatan yang sudah menjadi pendapatan dan beberapa bagian yang masih tetap merupakan uang muka.
  3. Pembagian harga perolehan aktiva jangka panjang. Penyesuaian ini dilakukan untuk mengakui adanya biaya yang terjadi karena perusahaan menggunakan aktiva tetap yang manfaatnya semakin menurun. Penurunan manfaat ini dalam akuntansi disebut depresiasi penyusutan.
  4. Biaya yang terutang (bertambahnya biaya) penyesuaian ini terjadi karena sudah terjadi biaya dalam perusahaan, tetapi belum dicatat sampai tanggal neraca. Dengan demikian penyesuaian di sini digunakan untuk mencatat bertambahnya biaya dan untuk mencatat bertambahnya utang biaya.
  5. Pendapatan yang tertagih (Bertambahnya Pendapatan). Penyesuaian ini timbul karena perusahaan telah mempunyai hak atas suatu pendapatan tetapi belum dicatat sampai dengan tanggal neraca. Dengan demikian penyesuaian ini dimaksudkan untuk mencatat bertambahnya pendapatan di satu pihak dan bertambahnya tagihan di pihak lain.
Setelah penyesuaian-penyesuaian tersebut dicatat dan dibukukan, maka buku besar telah siap untuk disajikan sebagai elemen laporan keuangan.

Neraca Lajur (Kertas Kerja Berlajur)
Neraca lajur adalah suatu lembaran kerja berlajur yang digunakan untuk mengikhtisarkan saldo akun-akun dan menyiapkan penyajian laporan keuangan. Penggunaan neraca lajur akan mempermudah proses penyusunan laporan keuangan dengan teliti, tepat dan tepat waktu. Secara umum neraca lajur yang digunakan adalah neraca lajur 10 kolom yang meliputi; (1) Kolom pertama dan kedua (daftar saldo), (2) Kolom ketiga dan keempat (penyesuaian), (3) Kolom kelima dan keenam (daftar saldo setelah penyesuaian), (4) Kolom ketujuh dan kedelapan (Laba Rugi), dan (4) Kolom kesembilan dan sepuluh (neraca).
Jurnal penutup dibuat bila perusahaan akan memulai pembukuan untuk periode yang baru. Maksud dari jurnal ini adalah untuk menghindari terjadinya pencampuran transaksi yang sama dari periode sebelumnya, misalnya transaksi pendapatan, biaya dan modal.
Tahap-tahap dalam proses penutupan adalah sebagai berikut:
  1. Pertama; menutup akun-akun biaya ke akun perantara yang dinamakan “Ikhtisar Laba Rugi”. Setiap akun yang dikreditkan adalah sebesar saldo debetnya dan sebagai imbangannya akun ikhtisar Laba Rugi dikredit dengan jumlah yang sama. Dengan adanya jurnal penutup ini seluruh akun biaya tidak akan bersaldo lagi.
  2. Kedua; menutup akun-akun pendapatan ke akun ikhtisar Laba Rugi. Setiap akun pendapatan akan didebet sebesar jumlah saldo kreditnya, sebaliknya akun ikhtisar Laba Rugi dikreditkan dengan jumlah yang sama.
  3. Ketiga; menghitung saldo akun ikhtisar Laba Rugi, selanjutnya menutupnya ke akun ekuitas atau saldo laba. Bila akun ikhtisar Laba Rugi bersaldo kredit (berarti jumlah kredit atau pendapatan lebih besar dari jumlah debetnya atau biaya-biaya) ini berarti perusahaan memperoleh laba atau keuntungan. Begitu pula sebaliknya bila akun ikhtisar Laba Rugi bersaldo debet ini menandakan perusahaan menderita kerugian.
  4. Keempat; menutup akun prive atau dividen ke akun ekuitas atau akun saldo laba.
Jurnal balik adalah jurnal yang digunakan untuk memindahkan akun permanen ke akun temporer. Bentuk jurnal ini merupakan kebalikan dari jurnal penyesuaian. Akun-akun yang bersaldo debet dan kredit pada jurnal penyesuaian, akan dibalik pada jurnal balik dengan jumlah yang sama, namun tidak merupakan suatu keharusan dalam proses akuntansi bahwa setiap jurnal penyesuaian harus dilakukan jurnal balik, jurnal penyesuaian yang perlu dibalik adalah jurnal penyesuaian yang terdapat pada akun-akun tertentu atau pos-pos transitoris.

Laporan Keuangan Neraca
Akun-akun dalam neraca diklasifikasikan dalam pos aktiva, utang dan modal. Akun aktiva diklasifikasikan atas dasar cepat tidaknya masing-masing pos tersebut dijadikan kas atau dipakai (atas dasar likuiditasnya). Demikian juga dengan akun utang, Sedangkan akun modal disusun atas dasar historisnya, dengan demikian sebisa mungkin akun modal harus menunjukkan beberapa modal asli (pribadi) dan berapa yang berasal dari hasil kegiatan perusahaan.

Laporan Raba Rugi
Laporan Laba Rugi adalah laporan yang menggambarkan kegiatan suatu perusahaan selama periode tertentu. Kegiatan tersebut digambarkan dalam akun-akun pendapatan dan biaya. Pengertian pendapatan dan biaya tidak sama dengan penerimaan kas dan pengeluaran kas.
Pendapatan dapat dibedakan menjadi dua bagian utama yaitu; pendapatan usaha yang berasal dari kegiatan pokok perusahaan dan pendapatan non usaha yang merupakan hasil sampingan perusahaan, bersifat insidental. Demikian juga dengan biaya, biaya dibedakan menjadi biaya usaha dan biaya non usaha.
Dalam perusahaan dagang selain terdapat biaya usaha dan biaya non usaha terdapat akun harga pokok penjualan yang merupakan harga pokok dari barang dagangan yang telah terjual.

Laporan Perubahan Modal
Laporan perubahan modal merupakan penghubung laporan laba rugi dan neraca, dan kedudukannya adalah sama penting dengan kedua laporan lainnya. Laporan perubahan modal memuat ringkasan sebab-sebab perubahan modal yang timbul akibat transaksi operasi dan transaksi modal. Ada kemungkinan laporan ini memuat perubahan yang disebabkan karena koreksi.
Dalam menyusun laporan perubahan modal perlu diingat bentuk perusahaan, karena bentuk laporan tergantung pada bentuk perusahaan.

Laporan Arus Kas (cash flow)
Laporan arus kas merupakan laporan yang menyajikan informasi tentang penerimaan dan pengeluaran kas selama periode tertentu. Informasi arus kas suatu perusahaan berguna bagi para pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas serta menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut.
Tujuan laporan arus kas adalah memberikan informasi historis mengenai perubahan kas dan setara kas dari suatu perusahaan melalui laporan arus kas yang mengklasifikasikan kas berdasarkan aktivitas operasi, aktivitas pendanaan (financing) dan aktivitas investasi selama satu periode akuntansi.
  1. Setara Kas adalah investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek dan yang cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi risiko perubahan nilai yang signifikan.
  2. Aktivitas Operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan.
  3. Aktivitas Investasi adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas
  4. Aktivitas Pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komponen modal dan pinjaman perusahaan.

Perusahaan Dagang
Perusahaan dagang adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang jual beli barang. Perusahaan membeli barang untuk dijual kembali dalam bentuk semula tanpa mengalami pengolahan. Perusahaan dagang dapat berupa toko, penyalur tunggal, agen penjualan, distributor dan sejenisnya. Karakteristik utama perusahaan dagang adalah bahwa pada peristiwa penjualan terjadi penyerahan barang yang didalamnya memuat jumlah rupiah disebut harga pokok penjualan.
Pendapatan utama perusahaan dagang adalah berasal dari penjualan barang sehingga rekening penjualan digunakan sebagai ganti rekening Pendapatan. Juga Piutang Dagang dan Utang Dagang. Di samping itu ada akun-akun khusus yang bersangkutan dengan perusahaan dagang di samping Penjualan, antara lain yang terpenting adalah Harga Pokok Penjualan, Pembelian, Retur dan Keringanan Penjualan, Retur dan Keringanan Pembelian, Potongan Penjualan dan Potongan Pembelian. Potongan pembelian ataupun potongan penjualan hendaknya tidak dikacaukan dengan pengertian potongan harga (price/trade discount).
Ada akun khusus menyebabkan Laporan laba-rugi perusahaan dagang juga berbeda dengan laporan perusahaan dagang. Biaya dalam perusahaan dagang dibagi menjadi dua kelompok yaitu biaya yang melekat pada barang dagangan yang terjual yang disebut biaya operasi. Harga pokok penjualan sendiri sebenarnya merupakan biaya operasi lainnya. Penjualan dikurangi dengan harga pokok penjualan merupakan laba yang berasal dari penjualan yang dikenal dengan istilah laba kotor penjualan.
Pada saat terjadi penjualan sebenarnya terjadi dua peristiwa yaitu pertama terjadinya pendapatan yang disebut penjualan yang mempunyai akibat menambah modal dan yang kedua keluarnya barang dagangan sebagai harga pokok penjualan yang mempunyai akibat mengurangi modal karena sifatnya sebagai biaya. Bila pada saat penjualan keluarnya barang dagangan sebagai harga pokok tidak dihitung dan dicatat dan baru akan dicatat pada akhir periode sebagai penyesuaian maka dikatakan bahwa perusahaan menggunakan sistem persediaan fisik atau periodik (physical or periodical inventory system). Sedangkan bilangan pada tiap kali terjadi penjualan harga pokok barang yang ke luar dicatat maka dikatakan bahwa perusahaan menggunakan sistem persediaan kontinyu atau buku/perpetual or book inventory system.

Jurnal Khusus
Pada umumnya di dalam perusahaan terjadi transaksi rutin dan frekuensi terjadinya sangat tinggi. Transaksi rutin ini biasanya meliputi: penjualan kredit, pembelian kredit, penerimaan kas, pengeluaran kas dan sebagainya. Dengan buku jurnal dua kolom ternyata pencatatan transaksi rutin menjadi tidak tepat dan praktis lagi terutama dalam hal posting dari jurnal ke buku besar. Karena itu transaksi rutin yang sering terjadi sebaiknya dicatat dalam buku jurnal tersendiri yang disebut dengan buku jurnal khusus. Dengan adanya jurnal khusus maka biasanya ada beberapa akun yang memerlukan perincian misalnya Piutang Dagang dan Utang Dagang. Akun-akun untuk perincian ini membentuk satu buku besar tersendiri yang disebut dengan buku besar pembantu, sedangkan buku besar yang akan digunakan dalam menyusun daftar saldo disebut dengan buku besar umum.
Jurnal khusus yang biasanya memiliki oleh suatu perusahaan antara lain :
  1. Jurnal Penjualan (PN)
  2. Jurnal Penjualan (PB)
  3. Jurnal Penerimaan Kas (KM)
  4. Jurnal Pengeluaran Kas (KK)
  5. Jurnal Retur Dan Keringanan Penjualan ( RN)
  6. Jurnal Retur dan Keringanan Pembelian ( RB)
Transaksi yang tidak dapat dicacat dalam buku jurnal di atas akan dicatat dalam buku Jurnal umum (UM) yang dapat merupakan buku jurnal biasa (dua kolom) atau berkolom banyak (columnair journal).
Tentu saja tiap perusahaan tidak harus menyediakan seluruh jurnal khusus di atas tetapi harus disesuaikan dengan kebutuhan. Suatu perusahaan mungkin cukup mempunyai satu jurnal yaitu jurnal umum saja karena transaksi yang terjadi masih sederhana. Bila perusahaan makin maju dan transaksinya makin kompleks maka mungkin diperlukan suatu jurnal khusus. Yang jelas adalah bahwa suatu perusahaan selalu menyediakan jurnal umum. Adapun kombinasi jurnal yang dapat digunakan oleh suatu perusahaan adalah sebagai berikut (bila sudah mulai menggunakan jurnal khusus):
Kombinasi I : UM + PN
Kombinasi II : UM + PN + PB
Kombinasi III : UM + PN + PB + KM
Kombinasi IV : UM + PN + PB + KM + KK
Kombinasi V : UM + PN + PB + KM + KK +RN
Kombinasi VI : UM + PN + PB + KM + KK + RN + RB
Tiap perusahaan dapat memilih salah satu kombinasi dengan variasi bentuk jurnal khusus yang disesuaikan dengan kondisi perusahaan.
Tiap perusahaan dapat memilih salah satu kombinasi dengan variasi bentuk jurnal khusus yang disesuaikan dengan kombinasi perusahaan.

Pembentukan Persekutuan dan Pembagian Laba atau Rugi Persekutuan
Perbedaan pokok antara perusahaan perseorangan dan persekutuan adalah dalam masalah transaksi modal. Oleh karena persekutuan merupakan perusahaan milik beberapa orang maka laba yang diperoleh juga harus dibagikan kepada seluruh pemilik. Ada berbagai cara dalam pembagian laba atau rugi ini. Agar tidak menimbulkan kesulitan di kemudian hari sebaiknya perjanjian pembagian laba harus diuraikan dengan jelas dalam bentuk tertulis. Bila tidak ada perjanjian yang menyangkut masalah pembagian laba atau rugi, maka dianggap pembagian laba atau rugi dilakukan dengan perbandingan yang sama.
Bila persekutuan dibentuk dari perusahaan yang sebelumnya sudah berjalan, biasanya nilai buku aktiva dari perusahaan sebelumnya menjadi tidak relevan lagi. Oleh karena itu pada umumnya nilai buku tersebut harus disesuaikan lebih dahulu. Persekutuan cukup mencatat nilai aktiva yang baru (yang disetujui bersama), tidak perlu memperhatikan harga perolehan aktiva ketika dulu dibeli oleh perusahaan sebelum menjadi persekutuan. Harga perolehan aktiva bagi persekutuan yaitu harga pada saat aktiva tersebut menjadi hak persekutuan.
Secara umum ciri-ciri persekutuan adalah:
  1. umur yang terbatas
  2. tanggung jawab anggota yang tidak terbatas
  3. pemilikan harta bersama
  4. partisipasi dalam pembagian laba atau rugi; dan
  5. perjanjian tertentu.

Akuntansi untuk Pembubaran Persekutuan dan Likuidasi Persekutuan
Salah satu sifat utama dari bentuk organisasi persekutuan adalah usianya yang terbatas. Setiap perubahan anggota persekutuan akan mengakibatkan pembubaran persekutuan. Dengan demikian masuknya anggota sekutu baru, keluarnya anggota sekutu lama dan meninggalnya salah seorang anggota persekutuan, akan membubarkan persekutuan yang ada.
Masuknya sekutu dalam persekutuan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
  1. dengan cara membeli hak pemilik sekutu lama;
  2. dengan cara menyetorkan aktiva kepada persekutuan.
Perbedaan cara penerimaan sekutu baru akan mengakibatkan perbedaan dalam akuntansi. Pada cara pertama transaksi penerimaan sekutu baru hanya dilakukan dengan memindahkan akun modal sekutu lama ke akun sekutu baru. Dengan demikian tidak terjadi perubahan struktur aktiva maupun struktur modal. Pada cara kedua persekutuan akan mencatat penambahan aktiva dan penambahan modal. Jumlah aktiva yang dicatat tidak harus sama dengan jumlah modal sekutu baru. Adakalanya setoran modal dicatat lebih rendah atau lebih tinggi sehingga menimbulkan goodwill yang akan diberikan kepada sekutu lama atau sekutu yang baru masuk. Umumnya bila persekutuan akan menerima anggota baru diadakan penyesuaian lebih dahulu terhadap akun-akun yang ada. Sehingga buku besarnya dapat mencerminkan harga aktiva secara lebih layak. Laba atau rugi yang timbul karena adanya penilaian kembali ini kemudian akan dibagikan kepada para sekutu lama.
Bila persekutuan mau menghentikan kegiatannya, maka biasanya akan menjual seluruh aktivanya. Hal ini dilakukan untuk memudahkan pembagian kekayaan kepada para anggotanya. Proses pembubaran perusahaan ini dikenal dengan proses likuidasi. Adapun langkah-langkah dalam proses likuidasi adalah:
  1. menyesuaikan dan menutup buku-buku yang ada;
  2. menjual seluruh aktiva nonkas (realisasi);
  3. melunasi seluruh utang perusahaan;
  4. mengembalikan modal kepada para sekutu.
Oleh karena tanggung jawab anggota persekutuan tidak terbatas maka bila ada salah seorang anggota sekutu yang modalnya negatif mereka tetap harus menutup jumlah modal yang negatif tersebut. Seandainya sekutu tersebut dalam keadaan bangkrut, maka sekutu yang masih mampu harus menanggung defisit sekutu tersebut.


Artikel Terkait:

0 komentar: